ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Beramal dan beribadahlah dengan ilmu agar tidak sia-sia bahkan terhindar dari dosa.
Orang-orang yang berilmu jauh lebih takut ibadahnya tidak diterima, sekaligus lebih mengharapkan amalanya diterima Alloh Azza wa Jalla.
Mereka sangat memelihara keikhlasan dalam beribadah namun sekaligus sangat berharap pahala-Nya.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih ikhlas cintanya kepada Alloh Azza wa Jalla juga lebih mengerti dengan agama Islam ini.
Namun dalam beribadah, beramal sholeh, dan berbuat segala kebajikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sangat berharap mendapatkan pahala dari Alloh Azza wa Jalla sebagaimana yang dijanjikan-Nya.
Asysyaikh ‘Ahmad bin Yahya Annajmi – Rahimahullahu Ta’ala – pernah berkata:
“Adapun ucapan orang “bahwa sudah sepantasnya Allah diibadahi bukan karena takut kepada neraka-Nya dan menginginkan surga-Nya” maka ini adalah pemikiran dari kaum sufi.
Pemikiran ini dinasabkan kepada Rabi’ah Al Adawiyah, kaum sufi mengambil pemikiran tersebut setelah ketiadaannya dengan tanpa berfikir lagi.
Maka barang siapa yg menyatakan bahwa Allah -Ta’ala- cukup disembah dengan perasaan cinta, tidak takut kepada neraka-Nya dan rindu kepada surga-Nya maka berarti dia telah menyatakan bahwa dia lebih baik dari para Nabi.
”Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami”. [Q.S. Al-Anbiyaa: 90].
Dan Allah Azza wa Jalla menyebutkan tentang do’a kekasih-Nya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
“Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapaku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat.
Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” [Q.S. Asysyu’aroo: 85-87].
Nabi Ibrahim yang menjadi kekasih-Nya dan salah satu dari orang-orang terpilih di antara makhluk-Nya, beliau meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar dijadikan pemilik surga dan dilindungi dari kehinaan pada hari qiyamat.
Maka barang siapa yang menyatakan bahwa dia menyembah Allah Azza wa Jalla dengan tidak berharap surga dan takut akan neraka, berarti dia telah menyatakan lebih utama dari para nabi.
Manusia pasti cinta kepada surga dan takut neraka, kecuali tidak mengimani keberadaan keduanya (surga dan neraka).
Maka, siapa manusia yang tidak takut pada neraka dan rindu surga sesungguhnya ia pendusta dan sedang menempuh jalan kebatilan sejauh-jauhnya.
Penulis: Wawan Idris


