32.3 C
Indramayu
Kamis, November 13, 2025


Gubernur Dedi Mulyadi Larang Hukuman Fisik di Sekolah, Sanksi Diganti Kerja Bakti

MHNEWS.ID.- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melarang guru memberikan hukuman fisik kepada siswa di seluruh sekolah.

Larangan itu tercantum dalam Surat Edaran (SE) yang diterbitkan Gubernur Dedi Mulyadi, dan berlaku untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, hingga madrasah di bawah Kementerian Agama.

- Advertisement -

Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, mengonfirmasi bahwa aturan tersebut telah disebarluaskan ke seluruh sekolah dan mulai diterapkan.

“Saya kira sudah jelas, sudah dibuatkan dan sudah didistribusikan. Kami mengharapkan jajaran Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kemenag menerapkan sanksi yang edukatif dan pedagogik,” ujarnya Herman, Senin (10/11/2025).

Herman menjelaskan, SE tersebut menegaskan bahwa penegakan disiplin di sekolah harus dilakukan tanpa kekerasan.

Ditegaskan, sanksi yang diberikan kepada siswa yang melakukan kesalahan selama mengikuti pelajaran di lingkungan sekolah diarahkan untuk bersifat mendidik, bukan menghukum.

“Intinya penyelesaian anak-anak yang khusus ini harus edukatif, jadi menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Ini kan pendidikan, jadi kalaupun ada hukuman, harus edukatif,” jelasnya.

Baca Juga :  Tak Gunakan APBD, Mau Dilantik jadi Gubernur Pakaian Dinas Dedi Mulyadi Jahit Sendiri

Sebagai contoh, Herman menyebutkan bentuk sanksi yang dianjurkan bisa berupa kegiatan sosial di lingkungan sekolah, seperti kerja bakti atau membersihkan ruang kelas.

“Pak Gubernur menyampaikan misalnya dengan kerja bakti, bersih-bersih di sekolah kan bagus tuh. Dulu waktu kita sekolah kan ada piket,” ucapnya.

Menurutnya, kebijakan ini dirancang agar setiap hukuman menjadi bagian dari proses pembelajaran dan perbaikan perilaku siswa.

“Karena sebetulnya dinamika anak-anak ini kan khas, harus dilakukan dengan pendekatan pedagogik, tidak bisa yang lain,” tambahnya.

Herman juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mendidik anak di era digital saat ini.

“Dinamika selalu ada, apalagi sekarang era media sosial. Kalau tidak diedukasi dengan baik, bisa jadi informasi dari media sosial lebih jauh mempengaruhi anak daripada edukasi dari guru dan orangtua,” ujarnya.

“Makanya harus ada kolaborasi antara sekolah, pemerintah, orangtua, dan masyarakat,” pungkasnya kepada media di Gedung Sate, Bandung.

Penulis: Wawan Idris

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Berita Terpopuler