ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Adakah amalan yang ringan dikerjakan namun memiliki berat timbangan pahalanya?
Pertanyaan ini sepintas seperti mengolok-olok, akan tetapi berdasarkan dalil sunnah, ternyata benar. Karena sesungguhnya ada amalan ringan namun berat timbangan pahalanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dua kalimat yang dicintai oleh Ar Rahman, ringan diucapkan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).” [H.R. Bukhari no. 7563 dan Muslim no. 2694].
Hadits ini termasuk hadits mulia yang membicarakan fadhilah amalan, keutamaan suatu amalan dalam hal ini berzikir dengan mengucapkan subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).
Dzikir di lisan adalah ibadah yang paling ringan. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya lisanmu senantiasa basah dengan dzikir pada Allah.” [H.R. Tirmidzi no. 3375 dan Ibnu Majah no. 3793.]
Namun dzikir yang lebih sempurna adalah dzikir dengan hati dan lisan.
Maksudnya, berzikirlah dengan diucapkan melalui bibir namun harus menghadirkan hati, penghayatan, dan perasaan. Pahami makna zikirnya sehingga hati, perasaan, dan pikiran pun hadir.
Penggabungan antara bacaan tasbih dan tahmid pada bacaan ‘subhanallah wa bihamdih’. Kalimat tersebut maknanya sama dengan ‘subhanallah wal hamdu lillah’, yaitu Maha Suci Allah dan segala pujian untuk-Nya.
Lafazh dzikir itu beraneka ragam. Dalam hadits ini disebut dua macam dzikir sekaligus.
Pertama, subhanallah wa bihamdih. Di antara keutamaannya, siapa yang menyebutnya dalam sehari 100 kali, dosa-dosanya akan terampuni walau sebanyak buih di lautan.
Kedua, subhanallahil ‘azhim. Kalimat ini ada jika bersambung dengan kalimat lainnya sebagaimana yang ada dalam hadits ini, yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim
Keutamaan dua kalimat: subhanallah wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim.
Hadits ini menunjukkan kita diperintah memperbanyak bacaan ini. Ini di antara alasan pula disebutkan dalam hadits nama Allah Ar Rahman dari nama-nama Allah lainnya.
Dzikir ‘subhanallah wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim’ sudah mengandung bacaan dzikir yang tiga: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.
Ini semua menunjukkan konsekuensinya yaitu mentauhidkan Allah Azza wa Jalla yang terdapat dalam kandungan kalimat ‘laa ilaha illallah’.
Penulis : Wawan Idris
Sumber : https://rumaysho.com


