ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. “Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” [Al-Hijr: 88].
Surat Al-Hijr ayat 88 di atas merupakan salah satu perintah Alloh Azza wa Jalla kepada Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam adalah untuk bertawadhu (rendah hati).
Dan di antara akhlak para rasul dan nabi yang menjadi perhiasan orang-orang shaleh adalah tawaadhu. Karenanya begitu pentingnya kita memiliki sifat tawadhu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, khususunya saat berhabluminanas.
Allâh berfirman “Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan (salam) kata-kata (yang mengandung) keselamatan. [Al-Furqân: 63]
Hadits Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu yang mulia ini menjelaskan keutamaan sifat tawâdhu’, semakin rendah hati semakin tinggi kedudukan dan kemuliannya. “Tidaklah seorang bersifat rendah hati (tawâdhu’) karena Allâh, kecuali Allâh mengangkatnya.” [H.R. Muslim].
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini mempunyai dua makna: Pertama: Allâh Azza wa Jalla akan meninggikan derajatnya di dunia, dan mengokohkan sifat tawadhu’nya dalam hati hingga Allâh Azza wa Jalla mengangkat derajatnya di mata manusia.
Kedua: Pahala di akhirat, yakni Allâh Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya di akhirat disebabkan tawadhu’nya di dunia. Oleh karena itu Ibnul Hâj rahimahullah menyatakan: Siapa yang menginginkan ketinggian, maka hendaknya bersifat rendah hati (tawadhu’).
Kemuliaan yang didapatkan dari sifat tawadhu’ dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
1. Tawadhu’ adalah akhlak para nabi dan Rasul.
- Semua orang menyayangi orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Tawadhu’ dapat mendatangkan rasa cinta, persaudaraan dan menghilangkan kebencian.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Dan sesungguhnya Allâh mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” [H.R. Muslim No. 2865].
- Menjalankan perintah Allâh dalam firmanNya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” [asy-Syu’ara:26: 215].
Syaikh Ibnu Utsaimîn rahimahullah berkata: “Maksudnya adalah tawadhu’, karena orang yang sombong melihat dirinya bagaikan burung yang terbang di angkasa, maka Allâh Azza wa Jalla memerintahkan untuk merendahkan sayapnya dan merendahkan diri terhadap orang-orang beriman yang mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Penulis : Wawan Idris
Sumber: https://almanhaj.or.id