ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Kesedihan sebagiamana kesenangan itu karunia Alloh Azza wa Jalla. Namun ingatlah wahai saudaraku, kesedihan itu ada yang dapat membuat kita tercela.
Kesedihan akan menjadi tercela manakala seorang larut dalam sedihnya hingga membuat hatinya lemah, tekadnya redup, dan rasa optimisnya hilang. Kesedihannya bahkan menghancurkan harapan.
Karena kesedihannya sampai tingkatan itu seseorang tidak lagi mau melakukan apap pun, tidak ada ikhtiyar untuk mengubah keadaannya untuk menjadi insan yang lebih baik dan bahagia.
Kesedihan yang tercela juga manakala rasa sedihnya itu membuatnya lemah untuk meraih ridha Allah Azza wa Jalla, bahkan membawanya pada keputusasaan dan membenci takdir Allah Azza wa Jalla.
Sadarilah wahai saudaraku, setan kerap memanfaatkan kesedihan untuk menjerumuskan manusia.
Betapa banyak orang tergelincir dari jalan Allah Azza wa Jalla karena larut dalam kesedihan. Dengan ajakan setan banyak pula yang lari dari kesedihan dengan melakukan kemaksiatan.
Menyadari bahayanya ajakan setan saat sedang bersedih, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam senantiasa berlindung dari rasa sedih dengan berdoa. Di antara doa yang sering dipanjatkan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah:
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن ..
(Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazani…)
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih…”(H.R. Bukhari dan Muslim).
Walau kesedihan merupakan karunia dari Alloh Azza wa Jalla namun bila berlarut-larut akan dimanfaatkan setan. Alloh Azza wa Jalla bahkan mengingatkan dalam Quran berikut ini:
“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Ali Imran: 139).
“Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka.” (Q.S. An-Nahl: 127). “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (Q.S. At-Taubah: 40).
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan:
Kesedihan adalah keadaan yang tidak menyenangkan, tidak ada maslahat bagi hati.
Suatu hal yang paling disenangi setan adalah, membuat sedih hati seorang hamba. Hingga menghentikannya dari rutinitas amalnya dan menahannya dari kebiasaan baiknya.
Penulis: Wawan Idris