TERDAPAT perbedaan pendapat mengenai keberadaaan Alloh Tabaroqta’alla di kalangan ulama. Namun demikian sesungguhnya, di kalangan Ahlus-Sunnah perbedaan itu tidak ada sama sekali. Mereka sepakat, bahwa Allah berada di ketinggian, di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya.
Dalil tentang hal ini dalam Al-Qur’ân sangat banyak, bahwa Dia istiwa` (berada di atas) ‘Arsy atau singgasana-Nya. Antara lain, firman Allah Ta’ala: Rabb yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas ‘Arsy. [Thaha:5]. Adapun ayat-ayat lainnya, yaitu surat al-A’râf ayat 54, surat Yunus ayat 3, surat ar-Ra’d 13 ayat 2, surat al-Furqân ayat 59, surat as-Sajdah ayat 4, surat al-Hadid ayat 4.
Dikutip MHNews.id dari almanhaj.or.id., ‘Arsy, secara bahasa artinya singgasana, kursi tempat duduk raja. Adapun ‘Arsy Allah Ta’ala, ialah sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil. Yaitu tempat duduk yang memiliki kaki-kaki, dipikul oleh para malaikat, dan ‘Arsy itu seperti kubah di atas alam, dan merupakan atap seluruh makhluk.
Firman Allah Ta’alla yang lain: Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [an-Nisâ:158]. Allah mengangkat Nabi ‘Isa kepada-Nya, dan mengangkat ialah dari bawah ke atas, sehingga Allah berada di atas.
Juga firman-Nya: …Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya …. [Fâthir: 10]. Perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shâlih naik menghadap Allah, dan pengertian naik ialah dari bawah ke atas, sehingga Allah berada di atas.
Allah berfirman: Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang berada di atas langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang berada di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? [al-Mulk: 16-17].
Dalil tentang sifat tinggi bagi Allah Ta’ala sangat banyak, sehingga sebagian ulama mengatakan: “Di dalam Al-Qur`ân terdapat seribu dalil atau lebih yang menunjukkan Allah Maha Tinggi di atas seluruh makhluk-Nya, dan Dia berada di atas hamba-hamba-Nya“. [Majmu’ Fatâwâ Ibnu Taimiyyah, 5/121]. (wawan idris)