ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Allâh Azza wa Jalla memerintahkan agar (kita) memastikan kebenaran sesuatu dan tidak terburu-buru pada segala hal yang dikhawatirkan dampaknya.
Sebaliknya, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan (kita) untuk bergegas melakukan segala kebaikan yang dikhawatirkan akan luput.
Saat ini suatu berita atau kabar begitu cepat dan mudah beredar di media sosial. Kabar baik maupun kabar buruk (yang benar) dan kabar bohong atau hoax berseliweran hampir setiap menit, bahkan mungkin detik di aplikasi perpesanan kita.
Kabar hoax memenuhi ruang publik saat akan ada peristiwa politik, seperti pemilihan anggota legislative, pemilihan, bupati atau wali kota, pemilihan gubernur, apalagi pemilihan presiden. Akibat kabar hoax itu banyak pihak yang dirugikan, bahkan kerap mengancam keutuhan bangsa.
Islam menyadari akibat buruk dari kabar hoax dan bersikap terburu-buru menyikapinya tanpa terlebih dahulu memastikan kebenarannya. Ddalil-dalil tentang hal ini yaitu antara lain:
Pertama, Firman Allâh Azza wa Jalla: “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” [Q.S. al-Hujurât: 6].
Kedua, Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri).” [an-Nisâ’: 83].
Ketiga, Allâh juga berfirman: “Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna.” [Q.S. Yûnus: 39].
Termasuk dalam kaidah ini yaitu perintah agar memusyarawahkan segala sesuatu, senantiasa waspada serta tidak mengucapkan sesuatu yang tidak diketahui dengan pasti.
Keempat, Firman Allâh Azza wa Jalla, yang artinya, “Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” [Q.S. Ali Imrân: 133].
Kelima, firman Allâh Azza wa Jalla, yang artinya, “Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan.” [Q.S. al-Baqarah: 148].
Semua petunjuk, tuntutan, dan pelajaran dari Allâh Azza wa Jalla yang sangat sempurna ini sekaligus merupakan perintahkan kepada para hamba-Nya untuk dijalankan.
Tujuannya agar para hamba senantiasa tegar, tidak kehilangan kesempatan untuk melakukan kebaikan dan senantiasa memastikan sesuatu karena khawatir akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan atau membahayakan.
Penulis: Wawan Idris