Oleh Dandi Suhendra | Solihin
Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
DALAM berbagai media di pertengahan tahun 2024, kabar tentang PHK 9.000 karyawan Nissan Otomotif ramai menjadi pemberitaan internasional dan nasional.
Pernyataan tersebut menimbulkan banyaknya pertanyaan banyak orang. ”Apakah penyebab PHK sepihak oleh karyawan dan apakah Nissan Otomotif akan bangkrut?”
Nissan adalah produsen mobil terbesar keenam di dunia, di belakang Toyota, General Motors, Volkswagen AG, Hyundai Motor Group, dan Ford pada tahun 2010.
Bersama dengan jajaran produk biasanya, Nissan juga memasarkan merek mobil mewah yang dinamakan Infiniti.
Untuk menjawab beberapa pertanyaan yang beredar di luaran, menurut informasi yang saya dapatkan dari beberapa website, CEO Nissan sudah memotong gaji karyawan sebesar 50 dan mengepres biaya produksi.
Nissan juga menjual beberapa persen saham Nissan kepada beberapa perusahaan lainnya, yang bertujuan untuk mengepres Budget yang akan dikeluarkan oleh perusahaan demi mengatasi kebangkruntan.
Langkah ini dilakukan meskipun beresiko akan kehilangan semuanya apabila gagal mengatasi perusahaan dari ambang kehancuran.
Faktor-faktor Nissan hancur
Menurut berita yang saya dapatkan dari beberapa sumber, ada beberpa faktor yang mengakibatkan kerugian yang dialami Nissan.
Pertama, pemalsuan laporan keuangan. Ketika di bawah kepemimpinan Ghosn, sosok Ghosn dinilai membuat laporan pendapatan yang diperkecil dari pendapatan aslinya, serta memasukkan utang pribadi ke dalam rekening perusahaan ketika dipimpinnya.
Kedua, mempertahankan model-model lama. Menurut informasi yang saya dapatkan faktor yang menyebabkan Nissan mengalami penurunan pendapatan karena Nissan selalu mempertahankan model-model lama yang kurang laku dipasaran dan dinilail kurang kompetitif.
“Kami melangkah terlalu cepat untuk berkembang di dunia, dengan harapan pasar mobil global akan tumbuh dan kinerja penjualan kami akan sangat baik, namun kedua hal tersebut tidak terjadi,” ujar Gupta.
Cara Nissan untuk kembali bangkit dari keterpurukan dan mengatasi kehancuran
Nissan Otomotif harus memiliki beberapa strategi untuk mempertahankan perusahaan dan terus berkembang untuk tetap tampil dalam pasar otomotif setara dengan perusahaan otomotif lainnya.
Pertama, Nissan melakukan perbaikan dari sistem manajeman dan kerjasama.
Diambang kebangkrutan Nissan melakukan kerjasama dengan Honda secepatnya agar untuk melakukan perbaikan dari sistem manajemen serta dalam sistem type mobil yang akan dikeluarkan
Kedua, Nissan melakukan perubahan besar-besaran dari segi desain mobil yang kekinian.
Nissan melakukan perubahan dari desain berdasarkan mengikuti perkembangan jaman sekarang yang semakin banyak desain mobil semakin keren walaupun dengan harga yang bersaing dengan mobil mahal.
Ketiga, Nissan akan segera meluncurkan mobil hybrid.
Berdasarkan informasi yang beredar dari luaran sana, Nissan melakukan kerjasama dengan Honda akan meluncurkan mobil hybrid sesuai dengan perkembangan jaman serta masukan dari pelanggan Nissan.
Keempat, pemaksimalan harga.
Dengan cara melakukan kerjasama maka nissan akan melakukan pemunculan produk terbaru dengan model terbaru serta system terbaru tetapi dengan harga yang dapat bersaing dengan kompetitor lainnya, sehingga akan menumbuhkan minat konsumen akan semakin tinggi.
Dengan ketiga cara tersebut Nissan akan melakukan perubahan besar-besarn dan tetap mempertahankan marketnya yang di Indonesia maupun luar negeri.