ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Saudaraku, janganlah takut untuk menolong para pencari ilmu karena itu bisa membuka pintu rizki.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ لِلنَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ
Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata: “Ada dua orang bersaudara di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, salah satu dari keduanya suka datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk belajar dan yang lainnya giat berusaha (mencari penghasilan).
Kemudian, orang yang giat berusaha itu mengadu tentang saudaranya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka baginda bersabda:
“Bisa jadi engkau mendapatkan rezeki kerana dia (saudara itu).” [H.R. At-Tirmidzi, no. 2345, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1912].
Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy dalam kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin menjelaskan hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, diantaranya:
- Petunjuk yang berharga bahwa siapa saja yang memfokuskan diri dalam menuntut ilmu dan untuk memahami hukum-hukum agama demi menjaga syariat Allah Ta’ala, maka Allah Yang Maha Pemurah akan menyediakan untuknya orang yang akan mengurus urusannya dan mencukupi kebutuhannya.
- Anjuran untuk menolong dan membantu orang-orang yang berilmu (ulama) dan para penuntut ilmu agama.
- Penjelasan bahwa seseorang itu bisa diberi rizki disebabkan orang yang ditanggung (biaya hidupnya).
- Secara hukum boleh mengeluhkan sesuatu perkara kepada penanggung jawab masalah (pemimpin atau penguasa kaum muslimin).
- Pengagungan terhadap urusan agama harusnya lebih sering dipraktikkan dan didahulukan ketimbang pengagungan terhadap urusan dunia.
- Sepatutnya penuntut ilmu mendapat rizki dari hasil keringat sendiri, sehingga ia tidak terus-menerus menjadi tanggungan orang lain. Karena bagaimana pun juga, tangan di atas tetap lebih baik daripada tangan yang di bawah.
Dalam hadis yang mulia, dari sahabat Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah bersabda:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ
“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya (sudah tercukupi kebutuhannya).
Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.” [H.R. Bukhari, no. 1427 dan Muslim, no. 1034].
Penulis : Wawan Idris
Sumber: bimbinganislam.com