ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Akhir-akhir ini ada kebiasaan baru pada bulan Ramadhan, yaitu buka bersama baik dengan teman kantor, teman sekolah, bahkan sambil reuni.
Sahabat jika masih ingin melakukan buka bersama sebaiknya dipertimbangkan sebab banyak kerusakan di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
Pertama, lebih mementingkan mengisi perut dan jalin ukhuwah daripada shalat.
Kedua, Ngobrol, haha hihi sampai Isya, kadang shalat Maghrib ditinggalkan.
Padahal meninggalkan satu shalat saja bisa menghapuskan amalan. “Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya.” [H.R. Bukhari no. 594].
Kalau disebut menghapus amalan, berarti meninggalkan shalat bisa menghapus amalan puasa. Na’udzu billahi min dzalik!
Ketiga, shalat jama’ah pun ditinggalkan hanya demi lebih mementingkan kebersamaan di meja makan dengan teman-teman.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi peringatan kepada pria yang enggan berjama’ah:
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak.”
“Sungguh aku bertekad untuk menyuruh orang melaksanakan shalat. Lalu shalat ditegakkan dan aku suruh ada yang mengimami orang-orang kala itu.”
“Aku sendiri akan pergi bersama beberapa orang untuk membawa seikat kayu untuk membakar rumah orang yang tidak menghadiri shalat Jama’ah.” [H.R. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651, dari Abu Hurairah].
Keempat, yang paling sering terjadi saat buka bersama, shalat tarawihnya pun ditinggalkan sehingga tidak mendapat pahala shalat semalam suntuk bersama imam.
Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” [H.R. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim].
Kelima, kadang campur baur antara laki-laki dan perempuan.
Padahal sejak dalam shalat jama’ah saja kita sudah diperintah memisahkan antara laki-laki dan perempuan supaya tidak timbul fitnah.
Dari beberapa pertimangan itu, jadi kalau pun tetap mau buka bersama, maka shalat Maghrib, Isya dan Tarawihnya jangan sampai ditinggalkan.
Ukhuwah kok lebih dipentingkan daripada hak Allah? Memangnya Allah yang memberi keselamatan ataukah teman-teman? Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Penulis : Wawan Idris
Sumber: Rumaysho.com