32.4 C
Indramayu
Sabtu, April 19, 2025


Sering Menguap bukan Sekedar Kurang Tidur, ada Bahaya Mengintai

MHNEWS.ID.- Menguap merupakan respons tubuh ketika sedang mengantuk atau butuh istirahat. Hasil studi baru-baru ini mengungkap bahaya mengintai di balik menguap.

Dalam studi yang dilakukan American Academy of Sleep Medicine (AASM) menguap dan rasa kantuk terlalu sering, dikaitkan dengan meningkatnya risiko kesehatan yang merugikan, serta penurunan kualitas hidup.

- Advertisement -

Studi tersebut telah terbit dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada 14 April 2024 dan dapat dijadikan rujukan dalam penanganan berkaitan dengan kebiasaan menguap.

Sering menguap juga disebut menjadi tanda kekurangan tidur serius yang dapat membahayakan fisik dan kesehatan jangka panjang.

Tanda menguap dan kantuk berbahaya

Dikutip dari CNN (19/3/2025), peneliti AASM memberikan tes untuk mengukur kondisi otak responden saat menguap.

Hasilnya, waktu bereaksi, kemampuan mengingat, memori, dan koordinasi mereka terganggu. Rasa kantuk berkelanjutan juga bisa mengakibatkan microsleep selama beberapa detik. Kondisi ini sangat berbahaya jika terjadi saat mengemudi.

Untuk menentukan rasa kantuk dan menguap yang terjadi memasuki kondisi membahayakan, peneliti mengukurnya dengan berbagai skala, termasuk Skala Kantuk Epworth.

Peneliti meminta responden memberi skor 0-3 ke delapan situasi yang bisa membuat mereka tertidur. Skor 10-24 menunjukkan responden sangat mengantuk dan butuh intervensi medis.

Situasi itu meliputi tidur saat duduk tenang usai makan siang tanpa alkohol, berbaring di sore hari, duduk di tempat umum, duduk sambil membaca, duduk saat mengobrol, menumpang mobil selama satu jam, terjebak macet beberapa menit saat mengemudi, serta menonton televisi.

Orang yang kurang tidur akan mengalami gejala berupa menguap berlebihan, kelopak mata turun, tubuh membungkuk dan sulit berdiri tegak, vertigo, tangan gemetar, serta bersikap impulsif.

Gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, sindrom kaki gelisah, gangguan ritme sirkadian tidur, serta kondisi nyeri kronis dan obat-obatan dapat menyebabkan kantuk ekstrem.

Konsumsi obat, gaya hidup buruk, tidak menjaga kebersihan, serta kondisi kamar yang tidak sesuai juga dapat menyulitkan tidur, sehingga tubuh mudah mengantuk dan sering menguap.

Menguap terus-terusan terjadi saat seseorang mengalami kantuk luar biasa pada siang hari meski tubuh butuh kewaspadaan tinggi. Menguap berlebihan seperti itu bukan tindakan biasa.

Bahaya sering menguap

Menguap berlebihan dikaitkan dengan kondisi kekurangan tidur yang lebih serius, diberitakan Times of India, Selasa (15/4/2025).

“Mengantuk adalah masalah kesehatan serius dengan konsekuensi yang luas,” kata Presiden AASM dokter Eric Olson yang terlibat dalam penelitian.

Menguap dan rasa kantuk merupakan tanda kurang tidur yang dilaporkan menjadi gejala pertama pasien dengan gangguan tidur, seperti narkolepsi dan apnea tidur onstruktif.

Menguap berlebihan karena rasa kantuk dapat pula terjadi akibat efek samping kondisi medis, penggunaan obat-obatan, dan gaya hidup yang membuat kurang tidur kronis.

Rasa kantuk juga membuat tidak fokus, terlambat bereaksi, mudah emosi, frustasi, rewel, dan khawatir saat berada dalam situasi sosial.

Mengantuk dan kurang tidur pun berisiko mengakibatkan kecelakaan saat mengemudi, kesalahan di tempat kerja, serta risiko kesehatan jangka panjang.

Kantuk dikaitkan dengan risiko gangguan kognitif, kecelakaan di tempat kerja atau saat mengemudi, serta masalah kesehatan mental, seperti depresi dan keinginan bunuh diri.

Selain itu, rasa kantuk dikaitkan dengan perkembangan atau memburuknya diabetes, depresi, penyakit jantung dan ginjal, tekanan darah tinggi, obesitas, serta stroke.

Setiap orang seharusnya mendapatkan tidur malam berkualitas setidaknya selama 7-8 jam agar tidak mengantuk dan menguap terus keesokan harinya.

Bahaya kantuk dan menguap berlebihan dapat dicegah dengan mendapatkan tidur yang cukup setiap hari sesuai usia. Misalnya, anak sekolah butuh tidur 8-12 jam sehari. Sementara orang dewasa perlu tidur setidaknya 7-9 jam per malam.

Penulis: Nia Herlina [Pengurus PKK Kabupetan Indramayu]

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler