28.5 C
Indramayu
Selasa, Juni 24, 2025


Budayawan Dasma Adiwijaya: Alun-alun itu Ruang Terbuka dan Keluasan Hati Penguasa

PENATAAN alun-alun Rakyat Indramayu Puspawangi dalam beberapa hari ke depan akan segera dimulai, setelah terlebih dahulu Bupati Nina Agustina mengawalinya dengan doa bersama. Rakyat Indramayu tentu dengan penuh antusias menantikan pekerjaan besar itu.

Konsep alun-alun Puspawangi itu sendiri sangatlah modern, artistik, dan futuristik. Pokoknya dijamin sangat keren. Dikatakan demikian karena mhnews.id telah mendapatkan bocoran desain Alun-alun Rakyat Puspawangi itu.

- Advertisement -

Namun demikian, sebaik apa pun sebuah desain atau konsep tentu tidaklah memiliki kemutlakan. Untuk itulah mhnews.id menyediakan ruang diskusi bagi masyarakat Indramayu untuk menyampaikan aspirasinya, harapan, ide, dan gagasan tentang desain atau konsep alun-alun itu. Harapannya agar alun-alun itu nantinya menjadi ‘sempurna’.

Pada kesempatan ini, mhnews.id menyajikan pemikiran seorang budayawan yang sangat antusias terhadap penataan Alun-alun Rakyat Puspawangi itu. Semoga pemikirannya dapat menginspirasi Bupati Nina, Pejabat Teknis, dan para pelaksana proyek besar besar. (wi)

***

ALUN-alun sejak jaman dulu dan sesuai sejarah adalah sebuah tempat yang berfungsi sebagai ruang terbuka: berupa halaman luas berumput dikelilingi jalan-jalan, berada di depan istana, pendopo tempat kediaman Raja, Bupati, bahkan juga ada di depan Pendopo Wedana, Camat, dan Kuwu.

Ketika Islam berkuasa, alun-alun juga sekaligus menjadi bagian dari halaman masjid. Hal ini menggambarkan harmonisasi pengusa dengan ulama. Yaitu menggabungkan manfaat alun-alun sebagai pusat pemerintahan dengan pusat ibadah keagamaan. Sehingga fungsi alun-alun selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, juga dapat menampung jamaah ketika jumlahnya banyak.

Secara administratif dan sosial budaya pada awalnya fungsi alun-alun adalah ruang terbuka sebagai tempat berkumpulnya masyarakat/rakyat atas panggilan raja, atau untuk rakyat mendengarkan pengumuman (wara-wara).

Alun-alun juga merupakan tempat berinteraksinya masyarakat antar sesama dalam suasana hiburan, berdiskusi, perdagangan, berlatih ketangkasan olah kanuragan dan lain-lain. Bahkan alun-alun juga sebagai tempat pengaduan keberatan atau protes unjuk rasa rakyat kepada raja atau penguasanya.

Alun-alun sekaligus menggambarkan suasana ditegakkannya sistem kekuasaan dan harmonisasi hubungan penguasa dengan rakyatnya. Alun-alun sebagai tempat perayaan ritual, sebagai tempat pertunjukan kekuatan militer, tempat sayembara dan lain-lain.

Secara filosofis, alun-alun melambangan keluasan hati dan pikiran Sang Penguasa (Raja) bagaikan halaman luas tak bertepi. Alun-alun sebagai lambang keluasan dan kebesaran jiwa Sang Penguasa/Raja terhadap rakyat yang dipimpinnya.

Alun-alun melambangkan kelapangan hati dan kebesaran jiwa Sang Raja, kesanggupannya menampung berbagai keluhan serta keinginan rakyatnya yang beragam. Dengan kebesaran serta keluasan hati dan pikiran Sang Raja sanggup menerima tindak-tanduk, seluk beluk rakyatnya yang pro-kontra dan beragam.

Pada zamannya, di alun-alun selalu ada pohon beringin yg disebut beringin kurung, yang melambangkan bahwa Sang Raja adalah tempat berteduh atau berlindung bagi rakyatnya. Sekarang hanya di beberapa daerah saja yang alun-alunnya terdapat pohon beringin.

Alun-alun adalah halaman luas berumput, melambangkan kelenturan hati dan pikiran Sang Raja yg dirasakan oleh rakyatnya.  Mereka merasa nyaman, merasakan empuk tidak terluka ketika duduk dan berguling-guling.  Artinya masyarakat merasakan sentuhan raja yg empuk dan nyaman dalam keseharian mereka menjalankan aktivitas.

Alun-alun dikelilingi oleh jalan artinya kelapangan jiwa dan pikiran Sang Raja sekaligus menyediakan solusi atau kanalisasi bagi berbagai masalah atau kebuntuan masyarakatnya.

Alun-alun sebagai tempat hiburan dan sayembara, melambangkan kebesaran Sang Raja yang mampu menghibur dan menyenangkan hati rakyatnya, sekaligus memotivasi dengan menyediakan tantangan peningkatan kemampuan.

Alun-alun sebagai tempat pertunjukan kekuasaan militer, melambangkan ketegasan sekaligus menunjukkan kemampuannya dalam menegakkan keadilan.

Dan alun-alun sebagai tempat dilangsungkannya perayaan ritual melambangkan ketakwaan seorang raja dalam hal membawa rakyatnya ke alam kebatinan secara spiritual yg religius.

Alun-alun halaman luas tak bertepi, tak berbatas tembok jeruji.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler