MHNews.- Saat ini, dunia sedang ditimpa bencana, berupa wabah virus corona atau Covid 19. Sudah jutaan orang meninggal dunia. Belasan juta yang masih menderita sakit. Dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Wabah Covid 19 ini nyata sebagai sebuah musibah. Bagi orang yang beriman pasti meyakini, musibah ini datangnya dari Alloh Tabaroqta’alla sebagai sunatullah. Bagi orang beriman, musibah merupakan suatu keniscayaan sebagai penguji keimanan.
“Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan: “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta,” (Q.S. Al Ankabut:1-3).
Karena sebagai ujian, maka saat datang musibah atau bencana, seorang muslim harus menghadapinya dengan penuh keimanan dan kesabaran. Manakala dihadapi dengan keimanan dan kesabaran, musibah itu akan berbuah hikmah. Bukankah di balik musibah itu selalu ada hikmah.
“Tidak ada satu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Alloh, dan barangsiapa yang beriman kepada Alloh niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu,” (Q.S. Al Taghobun: 11).
Nabi Muhammad sholaallohualaihi wasallam bahkan menegaskan dalam hadisnya, “Sungguh mengagumkan urusan orang beriman, semua urusannya merupakan kebaikan. Jika dia diberi kelapangan/kemudahan, dia mensyukurinya, maka itulah kebaikan baginya. Dan jika keburukan menimpanya, dia menyikapinya dengan sabar, maka itulah kebaikan baginya.” (H.R. Muslim).
Sebaliknya jika musibah dan bencana dihadapi dengan kemarahan dan su’udzon kepada Alloh Tabaroqta’alla maka Alloh pun akan semakin murka. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya.” (Q.S. Al Araf: 96).