MHNews.- Terpapar sengatan matahari yang tajam, terhembus angin yang membawa garam, dan termenung berlama-lama menanti umpan disambar. Sudah demikian, seringnya tak seekor ikan pun memakan umpan. Alhasil, pulang pun tangan hampa padahal kulit sudah gosong tak karuan.
Memancing di alam liar, seperti sungai, muara, atau laut memang diperlukan banyak pengorbanan. Selain waktu dan biaya, juga harus rela badan disengat matahari manakala cuaca panas dan diguyur air manakala hujan. Lebih dari itu, ada kata kunci yang tidak bisa diabaikan pemancing mania, yaitu kesabaran.
Namun demikian, diakui Lurah Kelurahan Karanganyar, Kec. Indramayu memancing itu juga sangat menyenangkan dan memberi efek bahagia dan keberkahan. Apalagi kalau memancingnya itu dilakukan bersama komunitas, rekan sejawat, dan sahabat.
“Walau kepanasan, wajah gosong, dan berkotor ria, memancing itu tetap menyenangkan lah. Memancing itu kan sebagai ajang silaturahmi, mempererat persaudaraan, dan hiburan. Jadi tak perduli dapat ikan atau tidak yang penting bertemu kawan sejawat dan sahabat,” aku Lurah Kelurahan Karanganyar, Hj. Yusuningsih, S.H.,M.H. kepada MHNews, Senin (13/6).
Diakui Lurah Yusuningsih, pada acara Lomba Mancing Burundi Bupati Cup pada Minggu (11/6), banyak berkah yang didapat. “Berkahnya silaturahmi dan bertemu Bupati Indramayu Ibu Hj. Nina Agustina. Kalau bukan pada acara itu, kan susah ketemu beliau, karena kesibukan dan rutinitasnya,” tuturnya. (wi)
