MHNews.- Ustadz Abu Ismail Muslim Al-Atsari dalam almanhaj.or.id., menjelaskan saat menjalankan aksinya menyesatkan dan membinasakan manusia, setan memiliki dua senjata yaitu syubhat dan syahwat.
Oleh karena itu, orang yang ingin selamat harus berjihad melawan setan dengan bersenjatakan ilmu dan mentazkiyah (membersihkan) jiwanya. Ilmu nafi’ (yang yang bermanfaat) akan membuahkan rasa yakin, yang akan menolak syubhat. Sedangkan tazkiyatun nafs akan melahirkan ketakwaan dan kesabaran, yang membuatnya mampu mengendalikan syahwat.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Jihad melawan setan memiliki dua tingkatan: Pertama, menolak syubhat dan keraguan yang dilemparkan setan kepada hamba; Kedua, menolak syahwat dan keinginan-keinginan jelek yang dilemparkan setan kepada hamba. Jihad yang pertama akan diakhiri dengan keyakinan, sedangkan jihad yang kedua akan diakhiri dengan kesabaran.
Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” [as-Sajdah: 24]. Allâh Azza wa Jalla memberitakan bahwa kepemimpinan agama hanya bisa diraih dengan kesabaran (dan keyakinaan), kesabaran akan menolak syahwat dan keinginan-keinginan jelek, dan keyakinan akan menolak keraguan dan syubhat.” [Zâdul Ma’âd III/10].
Jadi senjata manusia untuk melawan setann adalah ilmu dan kesabaran. Ilmu yang bersumber dari kitabullâh dan sunnah Rasul-Nya. Kemudian mengamalkan ilmu tersebut sehingga jiwa menjadi bersih, suci, dan menumbuhkan kesabaran. (wawan idris)