MHNews.- Ketika menikmati rimbun, hijau, dan asrinya Hutan Mangrove Karangsong sekarang tak akan ada yang menyangka jika belasan tahun ke belakang tempat ini hanyalah hamparan tanah timbul.
Hutan mangrove yang berada di areal pantai Karangsong, Indramayu ini memang awalnya hanya tanah timbul yang gersang. Disebut tanah timbul, karena hamparan daratan itu ada melalui proses alam yaitu terjadinya erosi di bagian hulu lalu tanahnya terbawa ke hilir dan mengendap di muara atau pantai.
Kini sudah tidak tampak lagi hamparan tanah gersangnya karena di atasnya tumbuh puluhan bahkan ratusan ribu mangrove. Perubahan ini juga tidak sebentar. Diperlukan waktu belasan tahun untuk sampai bisa seperti saat ini.
Area Manager Communicationm Relation and CSR PT KPI Refinery Unit VI Balongan, Imam Rismanto, mengungkapkan, cukup panjang perjalanan yang dilakukan Pertamina RU VI dalam mendukung wilayah Karangsong. Proses yang berawal dari tanah timbul hingga menjadi hutan mangrove dan menjadi habitat berbagai satwa.
Imam pun menuturkan bahwa dalam proses penanaman mangrove di wilayah Karangsong, Pertamina turut dibantu oleh Kelompok Pantai Lestari. Sedangkan dalam pengembangan produk olahan berbahan dasar tanaman mangrove, dilakukan bersama kelompok Jaka Kencana.
“Kami bersyukur program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terkait pelestarian tanaman mangrove ini mampu memberikan banyak manfaat. Bukan hanya bagi warga, tapi juga pada dunia pendidikan di Indramayu,” jelasnya kepada MHNews saat mendampingi kunjungan PT Pupuk Kaltim, Kamis (23/6).
Saat ini hutan mangrove Karangsong sudah terkenal secara nasional bahkan internasional. Itulah sebabnya banyak pihak yang berkunjung, baik hanya sekadar wisata maupun untuk kepentingan penelitian dan studi komparatif (studi banding).
Keberhasilan pengelolaan hutan mangrove ini diakui Mitra Binaan PT Pupuk Kaltim yaitu Kelompok Teluk Bangko. Ketuanya, Hadi, mengungkapkan Ekowisata Mangrove Karangsong merupakan salah satu tempat lokasi konservasi tanaman mangrove yang cukup terkenal di tingkat nasional.
“Apalagi telah ditetapkan sebagai Mangrove Centre di Wilayah Barat Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, maka mangrove Karangsong semakin melegenda,” pujinya.
Program Integrated Mangrove Pertamina RU VI Balongan, diakui Hadi tidak hanya mampu melestarikan mangrove. Karangsong juga menjadi ekowisata yang turut mendongkrak perekonomian masyarakat. Selain itu, dijadikan sebagai kurikulum muatan lokal di SD dan berhasil menciptakan produk olahan mangrove melalui pemberdayaan kelompok masyarakat sekitar.
“Atas dasar beberapa keberhasilan itulah kami diajak kesini untuk mempelajari bagaimana treatment agar jenis mangrove yang susah tumbuh di Kaltim tapi di Indramayu sangat rimbun, bagaimana proses perizinan menjadi daerah wisata dan sebagainya,” ujar Hadi.
