30 C
Indramayu
Rabu, November 27, 2024


Khutbah ‘Politik’ Idul Adha K.H. Mustofa Cerminan Relasi Harmoni NU dan Bupati Nina

MENYIMAK dan mencermati materi khutbah K.H. Mustofa yang disampaikan pada saat sholat Idul Adha yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Indramayu, alun-alun pendopo setempat, Munggu (10/7) sangatlah menarik.

Sang Ketua PCNU Kabupaten Indramayu itu dengan jelas, tegas, tetapi lembut menggiring jamaah sholat Idul Adha pada satu pemahaman dasar relasi politik antara pemimpin dengan yang dipimpinnya (baca: rakyat/masyarakat).

- Advertisement -

Jamaah, sebagian besarnya memang tidak akan terasa kalau materi khutbah itu berisi suatu penanaman pemahanam ‘politik’ dukung-mendukung. Tidak akan terasa, karena materi itu disampaikan dengan bahasa agama.

“Semangat berkorban hendaknya dapat diimplementasikan untuk kemajuan daerah yang kita tercinta ini, yakni Bumi Wiralodra Kabupaten Indramayu. Mustahil Indramayu akan maju jika tanpa ada dukungan dan pengorbanan dari seluruh rakyatnya,” ujarnya.

Pernyataan ini merupakan kecerdasan Sang Kiai yang sulit dibantah. Dua hal penting yaitu urusan nilai-nilai keimanan (keagamaan) dan urusan pemerintahan terangkum dengan apik. “Semangat Berkurban” (mengikuti ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai ranah keimanan) sekaligus “Semangat Berkurban” (menumbuhkan kesadaran membangun daerah sebagai ranah politik).

Tak dapat dielakan, bahwa ‘berkurban mengikuti ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail’ ketika dilaksanakan akan meraih pahala yang mulia. Juga ketika ‘berkurban untuk memajukan daerah’ dilakukan masyarakat, maka kemajuan daerah akan terwujud.

Dalam memajukan daerah (Indramayu), pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah perlu ada dukungan masyarakat dan kalangan dunia usaha. Ketiga unsur ini ketika bersatu padu, kompak, dan solid dalam semangat pengorbanan, maka kemajuan daerah pun akan dengan mudah terwujud.

Lebih dari itu K.H. Mustofa menegaskan, “Seorang pemimpin berhak untuk ditaati oleh rakyatnya dan menuntut loyalitas penuh dari mereka.” Rumus ketaatan dan loyalitas rakyat/masyarakat kepada pemimpinnya merupakan sebuah keniscayaan untuk mencapai kemajuan.

Dengan adanya ketaatan dan loyalitas akan tercipta iklim yang kondusif di segala bidang. Dan ini menjadi modal berharga dalam pembangunan bangsa (Indramayu). Sebaliknya jika pemerintahan selalu diwarnai kekacauan, demonstrasi, pembangkangan, dan aksi destruktif lainnya sulit rasanya pemerintahan akan berjalan efektif.

Ajakan K.H. Mustofa untuk taat dan loyal kepada pemimpin ini sesuai dengan perintah Alloh, Surat An Nisa: 59. “Taatilah Alloh dan taatilah Rasul (Muhammad), dan taatilah ulil amri (pemegang kekuasaan di antara kamu.”

Tentu bukan sesuatu yang kebetulan, K.H. Mustofa memilih tema khutbahnyan “Menggelorakan Semangat Pengorbanan untuk Kemajuan Daerah”. Tema ini sangatlah relevan dalam kontek membangun kesadaran masyarakat untuk andil secara aktif dalam memajukan Indramayu.

Lebih dari itu, melalui khutbah ‘politik’ ini K.H. Mustofa ingin menyampaikan kepada jamaah sholat Idul Adha yang mayoritas adalah warga Nahdliyin bahwa terdapat relasi harmoni yang sangat kuat antara NU dan Bupati Nina Agustina.

Relasi harmoni itu tidak hanya dalam kontek NU dan Bupati Nina saja, tetapi lebih dari itu, yaitu antara NU dan partai politik pengusung sekaligus tempat bernaung putri mantan Kapolri Jendral Polisi (Purn) Da’i Bachtiar. (wawan idris)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler