Yang pasti, tegas Syaefudin rencana penbangunan patung bung karno itu, di luar rencana pembangunan jangka menengah daerah. Masih banyak pembangunan skala prioritas yang belum terealisasi, seperti pengobatan gratis dan lainnya sesuai visi misi Pemerintah Daerah.
“Itulah sebabnya pembahasan rencana pembuatan patung Bung Karno masih terkesan alot. Dewan masih menunggu eksekutif, apakaah akan mengubah atau tidak rencana itu. Namun demikian dewan sudah menanyakan dan mengusulkan ke eksekutif. Nanti kita liat dalam rapat paripurna tanggal 2 September ini,” ungkap Syaefudin.
Terlepas dari itu, papar Syaefudin dalam sejarah, Bung Karno dan Bung Hatta sekitar tahun 1947 pernah melakukan kunjungan ke Indramayu dalam misi untuk menyakinkan bahwa Indonesia merdeka berdaulat. Saat itu kedua tokoh Proklamator dikawal tokoh lokal Indramayu M.A. Sentot.
Karenanya, lanjut Saefudin, jika tujuan pembangunan patung itu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, sebaiknya bukan hanya sosok Bung Karno saja, tetapi juga patung tokoh lokal Indramayu.