Dalam kerangka itu imam Ali bin Abi Tholib dalam kitab “Nahjul Balaghah” jauh sebelum demokrasi modern lahir memberikan nasehat kepada para penguasa “wa la takunanna inni mu’ammaratun fa utha’a“, janganlah kalian menjadi penguasa karena dipilih oleh mekanisme legal lalu minta 100 persen ketaatan rakyat tanpa reserve.
Disini kritik dan unjuk rasa terhadap penguasa menjadi penting agar politik seperti diktum Franns Magnes Suseno, “dirawat menjadi jalan mulia bagi maslahat publik”.
Kita belum terlambat untuk belajar dari kasus aktual Sambo dalam bentuk lain yang berbulan-bulan viral di ruang publik bahwa kekuasaan yang dikelola dengan cara angkuh, arogan, represif, intimidatif, dan dibeton dengan kawat berduri sekalipun akan menemukan titik takdirnya bisa menimpa siapa saja dan kapan saja jika “kuota” kegelisahan publik tersumbat kanal politiknya.
Itulah kearifan politik bagi siapa pun penguasa dalam menghadapi unjuk rasa rakyat pemilihnya. Wassalam.