Oleh: H. Adlan Daie
Pemerhati politik dan sosial keagamaan
TANTANGAN Lucky Hakim terhadap Ketua DPRD dan bahkan kepada seluruh anggota DPRD Indramayu via vidio yang viral di platform media sosial dan dilansir sejumlah media online untuk debat terbuka dan “live” tentang tudingan terhadapnya “makan gaji buta” dan suka mangkir dari undangan rapat paripurna menarik dibaca kemungkinan implikasi politiknya.
Minimal dalam konstruksi Jefry Wonters agar politik tidak selalu dimainkan di “backstage“, di belakang layar, jauh dari ruang publik representasi pemilihnya.
Dalam konteks di atas terus terang penulis tidak tertarik mengkonstruksi “tik tok” Lucky Hakim dan respon Kepala Bagian Umum Setda Indramayu tentang problem “kunci” kantor Wakil Bupati.
Sangat “corak” disuguhkan di ruang publik yang ironisnya bangga diunggah di media sosial seolah-olah persoalan dan urusan “kunci” menyangkut hajat hidup rakyat Indramayu.