Oleh H. Adlan Daie
Pemerhati politik dan sosial keagamaan
DARI sudut pandang penulis minimal ada dua underline atau dua catatan kaki terhadap aksi unjuk rasa atas nama Aliansi Rakyat Indramayu (ARI) yang digelar hari Selasa (20/9/2022) dengan sedikit insiden “menjebol” pagar gedung DPRD Indramayu.
Pertama, dalam perspektif Noam Chomsky tentang teori Strukturalisme Linguistik, diksi politik hiperbolik “Pulangkan Nina ke Jakarta“, menjadi sangatlah menarik dan bisa jadi merupakan spirit utama para pengunjuk rasa dalam melakukan aksinya.
Tagline tuntutan yang digunakan dalam unjuk rasa tersebut meskipun agak kurang ajar lebih dari sekedar bermakna turunkan dalam tindakan materialnya melainkan resonansi dari kegelisahan behavior lingkungan politik yang menyertainya.