Ali mengungkapkan, harga garam saat ini sudah melebihi harga garam pada tahun 2016-2017, yang kala itu mencapai Rp 3.500 per kilogram. Saat itu, kondisi cuacanya hampir sama seperti sekarang, bahkan banjir dimana-mana.
Ali mengatakan, pada tahun ini musim kemarau berlangsung singkat. Selain itu, hujan pun kerap tiba-tiba turun di tengah musim kemarau sehingga mengganggu produksi garam yang sedang berlangsung di tambak.
Akibatnya, produksi garam petani pada tahun ini sangat rendah. Petani garam rata-rata hanya mampu memproduksi sekitar 20-30 persen.
‘’Biasanya petani menggarap lahan garam sekitar enam bulan dan bisa produksi sepanjang musim kemarau. Tapi sekarang dua bulan saja tidak nyampe. Masuk garapan bulan ketiga, hujan mulai turun,’’ tutur Ali.