Akibat kurangnya pasokan air hingga saat ini lanjut Rusdani, petani di desanya dan desa sekitarnya belum bisa memulai pengolahan lahan. Diakuinya, para petani tidak tahu kapan tanam padi rendeng bisa dilakukan karena hal ini sangat tergantung pada selesainya perbaikan saluran irigasi.
Dijelaskan Rusdani, sebelum adanya perbaikan saluran, biasanya pasokan air dari irigasi sudah mulai datang dan masuk ke areal sawah pada pertengahan Oktober. Apalagi debit air di sungai Cipanas yang menjadi sumber pengairan di saluran itu sudah normal atau penuh.
Namun sekarang, pihaknya tidak tahu kapan air bisa masuk sawah mengingat perbaikan senderan irigasinya pun belum rampung. βIni kan jadi menghambat pelaksanaan tanam. Entah sampai kapan petani menunggu. Yang pasti keterlambatan tanam ini sangat merugikan petani,β tegasnya.
Rusdani menyebutkan, luas lahan sawah di Desa Plosokerep ada sekitar 600 hektare. Tidak hanya di desanya saja yang mengalami keterlambatan tanam padi rendeng, juga dialami sejumlah desa lainnya di Kecamatan Terisi dan Cikedung. Dan ini akan mempengaruhi produksi secara nasional.