“Pelaksanaan prosesi Mapag Tamba biasanya dilakukan sebelum matahari terbit yang dipimpin oleh raksa bumi dengan para pamong desa,” ujarnya. Dipaparkan, air tersebut dibawa oleh pamong desa ke empat penjuru mata angin, dari satu sudut ke sudut lain hingga di perbatasan desa.
Terdapat hal unik, yaitu sang pembawa air tak diperkenankan berbicara atau berkomunikasi saat prosesi berlangsung. Begitu juga dengan masyarakat yang tak boleh turun ke sawah jika sedang dilakukan prosesi Mapag Tamba.
Dari beberapa orang yang membawa air obat itu, hanya orang di bagian depan yang melakukan proses tamba. Sementara ketika stok air yang di depan habis, dapat dipenuhi dari yang ada di belakang.
Namun dalam hal prosesi menebarkan air obat tetap dilakukan oleh orang bagian paling depan. “Ini adalah salah satu nilai tradisi ataupun pesan-pesan dari para sesepuh, bagaimana kita merawat padi sebagai sumber hidup dan kehidupan,” ucapnya.