Indikator lainnya yakni lebih tingginya biaya produksi akibat dari adanya kenaikan bahan kimia pengolah air, biaya operasi, dan pemeliharaan. Imbas dari seluruh indikator itu, lanjut Ady Setiawan terjadi kenaikan biaya usaha yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan.
“Beban berat itu menyebabkan perusahaan tidak mampu atau sulit melakukan pengembangan usaha untuk mencapai target peningkatan cakupan layanan. Bila tarif air naik kami akan memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan,” jelas Ady.
“Prinsipnya kami siap melakukan perbaikan di semua lini. Jika kenaikkan tarif nantinya tidak diimbangi dengan perbaikan pelayanan, saya, direksi dan seluruh pegawai siap ditegur,” tandas Ady.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa dari HMI melakukan unjuk rasa di depan kantor Perumdam TDA. Mereka menyampaikan aspirasinya, menolak rencana kenaikan tarif air. Aksi mereka berakhir menggembirakan karena ditutup dengan aksi poto bersama Dirut Ady Setiawan.