Usai ritual di Bale Desa tersebut dimulailah perjalanan menuju setiap perbatasan desa sambil membawa air dalam bambu yang bersumber dari Sumur Antru, Sumur Sumberan, Sumur Mbah Arsitem, dan Air Gunung Puyuh Sumedang.
Dengan pakaian khas, Kuwu Rusmono Syafi’i bersama perangkat desa lainya memulai perjalanan dari arah koordinat Ngalor (Utara) dan Ngetan (Timur), berputar arah jarum jam mengelilingi batas Desa Malang Semirang dengan luasan 220 Hektar.
Penulis pun mencoba menelisik apa maksud Tradisi Mapag Tamba di Desa Malang Semirang yang konon sudah ratusan tahun menjadi warisan budaya leluhur itu. Tradisi ini diyakini sebagai syareat dengan tujuan agar desanya terhindar dari bencana dan juga segala hama penyakit padi.
Kepada Diskominfo Kabupaten Indramayu untuk MHNEWS.id, Kuwu Rusmono Syafi’i mengatakan, bahwa tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya menyangkut hajat orang banyak berkaitan dengan persiapan tanam padi.