Atikoh lalu diberi nilai 3 dari skala 4 atas kemampuannya membuat Mino. “Asik banget. Jadi tahu bahwa itu memang hasilnya itu akan enak sekali kalau dilakukan dengan penuh cinta,” ucap Atikoh pada wartawan.
Pada kesempatan ini, ia juga sempat menjawab bagaimana membuat kaum muda untuk dapat lebih mencintai makanan khas daerah dibanding dengan makanan cepat saji atau junk food yang kini telah marak merajalela.
“Sebetulnya makan itu juga seperti bahasa, harus ada kebiasaan. Dalam rumah misalkan anak ga suka sayur, anak ga suka makanan lokal,” ujarnya.
“Itu terjadi karena di rumah jarang diperkenalkan. Padahal pada usia balita itu ada tahap anak itu kenal rasa. Nah kalau agar anak-anak itu juga makanan lokal, junk food itu tentu harus biasakannya dari rumah,” imbuhnya.