Kala itu, dia menulis bahwa gejalanya mungkin disebabkan oleh konsumsi alkohol, natrium, atau MSG. Hal ini kemudian memicu sejumlah misinformasi tentang MSG, yang kemungkinan besar terkait dengan bias yang ada terhadap imigran Tiongkok dan masakan mereka.
Surat tersebut menyebabkan gejala Kwok ditetapkan sebagai “sindrom restoran Cina”, yang kemudian menjadi “kompleks gejala MSG” (MSC).
Belakangan, banyak penelitian mendukung reputasi buruk MSG, yang menyatakan bahwa bahan tambahan tersebut sangat beracun. Namun, bukti saat ini mempertanyakan keakuratan penelitian sebelumnya karena beberapa alasan, karena:
– Kurangnya kelompok kontrol yang memadai
– Ukuran sampel yang kecil
– Kelemahan metodologis
– Kurangnya keakuratan dosis
– Penggunaan dosis yang sangat tinggi yang jauh melebihi yang dikonsumsi dalam makanan pada umumnya
– Pemberian MSG melalui rute yang sedikit atau tidak ada relevansinya dengan asupan makanan oral, seperti suntikan.