“Debit air yang masuk ke Indramayu saat ini belum mampu menenuhi kebutuhan. Saluran Cipelang yang bersumber dari Rentang kiri hanya 30 kubik dari seharusnya 42 kubik,” papar Sugeng.
Penyebab dari belum maksimalnya debit air tersebut karena masih berlangsung kegiatan Rentang Irigation Modern System (RIMS) di saluran tersier. Kemudian juga ditemukannya Bendung Karet Waledan yang rusak.
“Dengan adanya beberapa kegiatan tersebut, sesuai keinginan Bupati dan Petani Indramayu maka BBWS harus menjamin ketersediaan air dan dilakukan secara kontinu,” kata Sugeng.
Sementara Sekda Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, Indramayu memiliki peran sangat penting bagi Jawa Barat dan Nasional sebagai lumbung pangan Nasional. Pihaknya siap support untuk peningkatan produksi padi menjadi 1,8 juta ton pada tahun 2024 ini.
Penulis : Daniswara
Editor : Wawan Idris