Pamannya lalu mengambil semua barang yang pernah diberikan kepada Dzul. Bahkan sarung yang sedang dikenakan sebagai penutup auratnya pun diminta kembali. Dzul pun kembali tak memiliki apa-apa, bahkan walau sehelai kain penutup auratnya.
Dzul pun lalu kembali kepada ibunya. Melihat anaknya tanpa pakaian yang pantas, ibunya kaget dan sagat sedih. Lalu ibunya masuk rumah dan mengambil sehelai kain kasar miliknya. Kain itu pun dipotongnya menjadi dua helai.
Satu helai dibuat semacam sarung sebagai penutup auratnya (bawahannya) sedangkan sehelai lagi dibuat atasan (semacam jubah atau baju).
Dengan pakaian sangat sederhana itu, Dzul lalu menuju Madinah. Ia ingin menemui Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam untuk memeluk Islam yang sangat diidamkan. Menjelang subuh Dzul sampai di Madinah. Karena lelahnya Dzul pun tertidur di Masjid Nabawi.