ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Orang cerdas akan memanfaatkan nikmat sehat dan waktunya untuk ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” [H.R. Bukhari no. 6412].
Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy dan Syaikh Shalih al Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin serta Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin menjelaskan faedah hadist, di antaranya:
1. Sejatinya kesehatan merupakan kenikmatan yang diakui setiap orang. Nikmat ini sangat agung nilainya, sampai-sampai setiap orang ingin sehat selalu.
2. Dalam banyak kesempatan, seseorang berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya.
Sering pula ada seorang yang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Maka jika keduanya terkumpul yaitu nikmat sehat dan waktu luang, lalu dia dikalahkan oleh kemalasan melakukan kataatan, maka dia adalah orang yang tertipu.
3. Nasihat berharga bagi setiap orang yang berakal agar memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang ini untuk menunaikan ketaatan kepada Allah Ta’ala semampunya.
Jika ia mampu membaca Al-Qu’ran hendaknya memperbanyak membacanya, kalau tidak mampu bisa dengan memperbanyak dzikir, jika tidak mungkin bisa dengan amar makruf dan nahi mungkar.
Atau bahkan dengan menolong saudaranya semampunya, pintu-pintu kebaikan dalam agama ini sangat terbuka lebar di depannya, jangan sampai kesempatan itu hilang begitu saja.
Orang yang cerdas adalah yang bisa menggunakan kesempatan waktu luang dan kesehatannya untuk hal yang bermanfaat di dunia lebih-lebih persoalan akhiratnya.
4. Islam memotivasi agar setiap waktu hidup manusia di dunia ini tidak berlalu sia-sia, tetapi selalu bernilai dan ada manfaatnya. Karena waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali.
5. Pelajaran berharga bahwa dunia ini adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat kelak. Dunia adalah tempat kita menjajakan barang dagangan, sedangkan keuntungannya akan diraih di akhirat nanti.
Barang siapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barang siapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu dan berakhir sengsara.
6. Kita harus sadar dan yakin bahwa segala nikmat dari Allah Ta’ala itu harus disyukuri, caranya adalah menggunakan segala nikmat tersebut di atas jalan yang diridhai dan dicintai-Nya. Wallahu Ta’ala A’lam.
Penulis: Wawan Idris