MHNEWS.ID.- Tingginya pencemaran air ‘memaksa’ masa keemasan para petani tambak udang di Pantai Utara Jawa Barat (Pantura), termasuk di Kabupaten Indramayu harus berakhir.
Hal ini terjadi karena tingginya pencemaran air baku sehingga usaha budidaya udang di tambak tidak lagi menguntungkan. Saat ini, sejak beberapa tahun lalu petani tambak udang seringkali mengalami kerugian.
Direktur Perikanan Air Laut, Tinggal Hermawan, menjelaskan salah satu penyebab utama kegagalan budidaya udang adalah pencemaran air yang tinggi.
“Jika para petani tambak memaksakan diri maka budidaya udang menjadi berisiko besar,” tegas Tinggal Hermawan, Selasa (11/03/2025).
Menghadapi situasi demikian, Tinggal Hermawan mengatakan, pemerintah memberikan solusi dengan menawarkan progran revitalisasi tambak.
Dalam program ini usaha budidaya udang diganti dengan budidaya nila salin. Ikan jenis nila salin ini lebih tahan terhadap kondisi lingkungan setempat.

Tinggal Hermawan, menjelaskan, revitalisasi ini dilakukan karena banyak tambak di Pantura yang sudah tidak produktif dan kurang menguntungkan bagi masyarakat.
Ditambahkan, revitalisasi ini akan memberikan berbagai manfaat ekonomi, termasuk pertumbuhan UMKM, peningkatan lapangan kerja, dan perbaikan akses transportasi dan logistik.
Manfaat lainnya adalah pengembangan fasilitas telekomunikasi dan peningkatan sarana pendidikan dan jaringan listrik. Selain itu, proyek ini juga berkontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam implementasinya di Kabupaten Indramayu, pemerintah akan mengembangkan kawasan tambak dalam bentuk blok seluas 1.000 hektar per wilayah.
Rencana awal mencakup pembangunan empat blok di tiga kecamatan yakni Cantigi, Pasekan, dan Losarang. Keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada dukungan masyarakat dan pemerintah daerah.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim mengaku sangat mendukung program revitalisasi tambak di Pantura yang diinisiasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Program ini bertujuan mengembangkan perikanan budidaya yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama di empat kabupaten yang menjadi lokasi utama.
Sebagai tahap awal, program ini akan dilaksanakan di lahan negara yang tersedia di empat kabupaten, termasuk Indramayu.
Lahan yang diusulkan mencakup kawasan hutan serta tanah timbul seluas 20 hektar. Pemanfaatan lahan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Penulis : Daniswara
Editor : Wawan Idris