MHNEWS.ID.- Gubernur Dedi Mulyadi tegaskan program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat tetap akan berjalan meskipun APBD 2026 mengalami penurunan.
“Pembangunan ruang kelas baru, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial tidak akan satu rupiah pun dikurangi,” tegasnya, Rabu (24/9/2025) malam.
Diketahui, penghematan besar-besaran dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 akan dilakukan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kebijakan ini dijalankan karena APBD 2026 mengalami penurunan cukup drastis akibat dana transfer dari pusat berkurang hingga mencapai Rp 2,458 triliun.
Namun di tengah banyaknya penghematan, Dedi Mulyadi menjamin program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat tetap akan berjalan.
Sebaliknya Pemprov Jabar bakal memangkas anggaran yang dianggap tidak mendesak, seperti:
Jamuan makan dan snack dihapus, hanya menyisakan air mineral.
Pemakaian listrik dikurangi 50 persen, dengan pemadaman kantor di malam hari kecuali area depan.
Penggunaan air dan fasilitas digital dipangkas separuh dari anggaran sebelumnya.
Perjalanan dinas kembali dipotong setengah, baik untuk pegawai kantor maupun sekolah.
Seremoni dibatasi, hanya menyisakan upacara 17 Agustus dan peringatan hari jadi Jabar.
Belanja hibah kemungkinan besar ditiadakan jika dianggap tidak mendesak.
Dedi memastikan langkah efisiensi ini tidak akan menyentuh pekerja lapangan seperti satpam dan office boy.
“Itu kehidupan mereka yang harus kita jaga,” tegasnya. Ia mengakui, kondisi APBD 2026 sangat berat. Namun, pemerintah daerah harus tetap berjuang melayani masyarakat.
“Seberat-seberatnya sekarang, masih punya bensin, kantor, dan internet. Jadi ya sudah, sebagai pemimpin pejuang anggap ini cara untuk meraih kemajuan dengan kerja keras,” ucapnya.
“Pokoknya yang berkunjung ke Jawa Barat nanti jangan komplain sama saya. Karena saya hanya nyuguhin air putih. Karena punyanya tinggal itu,” tutup Dedi.
Penulis: Wawan Idris