MHNEWS.ID.- Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa sallam adalah sosok yang dapat dijadikan suri tauladan paling sempurna bagi Ummat Muslim dalam segala hal yang menyangkut kehidupan dunia maupun akhirat.
Kesempurnaan yang dimiliki Nabi Sholallohu alaihi wa sallam ini sesuai dengan firman Alloh Tabaroqta’alla: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. [QS Al-Ahzab: 21].
Sebagai suri tauladan yang sempurna maka kita selaku pengikutnya dapat menjadikan Beliau sebagai referensi dalam hal apa pun. Dalam tulisan ini, akan dikupas mengenai Nabi Muahammad Sholallohu alaihi wa salam dalam menjaga kesehatannya.
Kita patut mencontoh cara sehat ala Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa salam, karena Beliau dikenal jarang sakit.
Dalam berbagai literatur, baik Qur’an maupun hadist Beliau selalu sehat walau aktivitas keseharian (termasuk da’wah) dan tanggung jawabnya sangat berat.
Abi Abdul Jabar dalam madaninews.id menjelaskan, Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa salam jarang sakit karena dalam kesehariannya, Beliau selalu menerapkan pola hidup sehat.
Berikut pola hidup sehat yang selalu dikerjakan Nabi Muhammad dalam kesehariannya:
Pertama, Selektif Terhadap Makanan
Tidak ada makanan yang masuk ke mulut Rasulullah, kecuali makanan yang halal dan thayyib (baik). Beliau sangat hati-hati terhadap kandungan makanan yang ingin beliau konsumsi.
Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan saluran pencernaan.
Rasul Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran. [H.R. Ibnu Majah dan Hakim].
Kedua, Makan sebelum Lapar dan Berhenti sebelum Kenyang
Perut mempunyai kapasitasnya sendiri. Kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas).
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah: Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya.
Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan. [H.R. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]. (bersambung)
Penulis: Nia Herlina (Pengurus PKK Kabupaten Indramayu)


