28.6 C
Indramayu
Jumat, September 19, 2025


Kesedihan Rasululloh Shollallohu ‘Allaihi wa Sallam saat Ummul Mukminin Khadijâh Radhiyallohu ‘anիa Wafat

Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Khadijah merupakan salah satu karunia Allah Azza wa Jalla yang paling berharga bagi Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Dia mendampingi beliau selama empat kurun ketika masa penuh kegelisahan melanda. Dia mengokohkan beliau pada saat yang sangat berat. Dia meyakinkan beliau sewaktu risalah datang.

- Advertisement -

Khadijah binti Khuwailid membantunya menanggung beban jihad yang telah berlalu. Dia menolong dengan segenap jiwa dan hartanya. Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku ketika orang-orang  mendustakanku. Dia menyokongku dengan hartanya ketika orang-orang memboikotku.

Dan Allah mengaruniakan anak bagiku dari (rahim)nya. Padahal dengan (istri-istriku) yang lain, aku tak mendapatkannya. [H.R. Ahmad 6: 117].

Dalam shahih Bukhâri dan Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah, Dia berkata, “Jibril pernah mendatangi Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Dia mengatakan, ‘Wahai Rasululloh! Ini, Khadijah telah datang. Dia membawa bejana berisi bumbu-bumbu, makanan, dan minuman. Jika dia mendatangimu, sampaikan kepadanya salam dari Rabb-nya.

Kabarkan pula berita gembira tentang rumah di surga untuknya, yang berbenang emas dan perak, tanpa hiruk-pikuk maupun rasa letih di sana.’

Dan Khadījah wafat selepas Abu Thalib meninggal, berselang dua bulan, atau tiga hari kemudian (menurut pendapat ulama lain). Peristiwa itu terjadi pada bulan Ramadhan, tahun kesepuluh masa kenabian.

Kala itu, umur beliau mencapai 65 tahun (berdasarkan pendapat yang paling kuat) sedangkan Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tengah berumur 50 tahun.

Peristiwa ditinggalkan orang-orang terdekat ini yang secara beruntun ini sangat membekas pada diri Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Sehingga sebagian ahli sejarah, menyebut tahun tersebut sebagai tahun kesedihan.

Namun penamaan ini tidak dipakai oleh sebagian ahli sejarah lainnya. Karena, kesedihan yang dirasakan Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bukan disebabkan ditinggal dua orang yang sangat beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam cintai ini.

Akan tetapi, karena beliau merasakan kaumnya semakin berani menolak dakwah. Mereka semakin gencar menghalangi dan berusaha mematikan dakwah al-haq ini.

Semasa hidupnya, Khādîjah binti Khuwailid, sebagai istri Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, ialah orang yang pertama kali menyatakan keislamannya dan menjadi pendamping setia beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam .

Dia banyak membantu Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam suka dan duka. Banyak riwayat yang menjelaskan keistimewaan dan kedudukan Khādîjah binti Khuwailid  di sisi Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Sedangkan Abu Thâlib, ia selalu melindungi beliau Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan segenap kemampuannya.

Penulis  : Wawan Idris
Sumber: muslimah.or.id/almanhaj.or.id

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Berita Terpopuler