ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Membaca surat Al-Fatihah dalam sholat hukumnya wajib.
Setiap muslim pasti (harus) hapal surat Al-Fatihah yang hanya tujuh ayat (termasuk basmalah) karena setiap sholat baik yang wajib maupun sunnah wajib membacanya.
Surat pembuka dalam Al-Qur’an ini, sungguh seluruh ayatnya memiliki makna yang sangat agung. Dalam Al-Fatihan ada ayat yang yang mengagungkan Alloh Azza wa Jalla:
Al-hamdu lillaahi robbil-‘aalamii (segala puji bagi Alloh, Tuhan seluruh alam), Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin (hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan).
Juga dalam Al-Fatihan ada ayat yang merupakan doa sangat agung, yaitu: Ihdinash-shiroothol-mustaqiim (Tunjukilah kami jalan yang lurus).
Ayat ihdinash-shiroothol-mustaqiim ini merupakan doa yang sangat agung. Begitu agungnya bahkan wajib seorang muslim sehari semalam paling tidak mengucakan doa itu 17 kali.
Bilangan 17 kali ini tidak lain adalah jumlah rokaat sholat wajib dalam sehari semalam. Dengan demikian setiap rokaat memanjatkan doa memohon ditunjukan ke jalan yang lurus (ihdinash-shiroothol-mustaqiim).
Jumlah permohonan doa tersebut tentu menjadi tak terbatas bila menghitung sholat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah), tahajud, duha, dan sunnah lainnya yang dicontohkan Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Hanya saja seseorang tatkala mengucapkan doa tersebut terkadang kurang merenungi maknanya. Bahkan kerap dilalaikan: lewat dan mengalir begitu saja di bibir tanpa kehadiran hati, rasa, kesan, dan harap apa pun.
Padahal ihdinash-shiroothol-mustaqiim maknanya sangat indah sangat agung: Yaa Alloh berikanlah aku petunjuk, hidayah ke jalan yang lurus.
Lebih dari itu makna ihdinash-shiroothol-mustaqiim meliputi:
Yaa Alloh, jika aku masih tersesat dan masih terjerumus dalam kemaksiatan maka anugrahkanlah aku untuk bertobat agar aku kembali ke jalan yang lurus.
Yaa Alloh, kalau sudah Engkau beri jalan yang lurus tegakkanlah aku di atas jalan yang lurus tersebut. Yaa Alloh, kalau aku sudah berada di jalan yang lurus bukakanlah bagiku pintu-pintu kebaikan yang lain yang belum aku ketahui.
Sebegitu indah dan agungnya ayat ihdinash-shiroothol-mustaqiim, maka sudah sepantasnya saat membaca dalam sholat penuh rasa, kesan, harap, dan tentu saja dengan menghadirkan segenap hati dan jiwa.
Jangan tergesa-gesa menyampaikan permohonan agung ini saat sholat! Hadirkanlah hati dan jiwa dengan penyerahan sepenuhnya kepada Alloh Azza wa Jalla (tawakal), maka in syaa Alloh kelezatan sholat pun akan kita rasakan.
Penulis: Wawan Idris