ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Di Indonesia ada istilah toleransi, semua agama dipersilahkan melakukan ritual agamanya masing-masing.
Namun toleransi tidak mengharuskan kita ikut-ikutan, ikut acara mereka atau ikut mengucapkan selamat terhadap acara mereka. Betapa banyak perkataan yang ringan di lisan tetapi berat di sisi Allāh Subhānahu Wa Ta’āla.
Orang-orang Nasrani dikafirkan oleh Allāh bukan karena mereka membunuh atau merampok, tetapi karena tergelincirnya mereka dalam masalah ‘aqidah.
Allāh menyebutkan di dalam Al-Qurān kesalahan mereka yang sangat fatal.
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” [Q.S. Al-Maidah: 72]
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. [QS. Al-Maidah : 73]
Bagaimana bisa seorang hamba bisa menjadi Tuhan? Berbulan-bulan berada diperut ibunya kemudian lahir menjadi Tuhan?
Dia tidak pernah menciptakan apa-apa kemudian menjadi Tuhan? Lantas kita ikut-ikutan mengatakan “Selamat Natal.” Padahal makna dari ucapan selamat itu adalah, “Selamat hari ‘Īsā menjadi Tuhan.”
Penulis : Wawan Idris
Sumber : firanda.com