MHNews.- Angka stunting Kabupaten Indramayu mengalami penurunan yang sangat tajam dan signifikan. Keberhasilan ini bisa dicapai karena adanya komitmen kuat Bupati Indramayu Nina Agustina dan seluruh jajaran terkait.
“Angka stunting Indramayu pada tahun 2019 prevalensinya pada angka 29, 9 persen. Sekarang tahun 2022 sudah turun tajam dan signifikan pada angka 14,4 persen. Kita turun 15 persen,” papar Ketua IDI Cabang Indramayu, dr. Deden Bonni Koswara kepada MHNews Selasa (5/7).
Deden yang juga sebagai Dirut RSUD Indramayu ini menegaskan keberhasilan tersebut berkat komitmen Bupati Indramayu Nina Agustina dalam menggerakkan para pihak terutama praktisi kesehatan. Selain itu, hal tersebut terwujud atas kekompakan para pemangku kepentingan serta andil dari berbagai lapisan masyarakat.
“Sejak awal beliau (Bupati Nina) menaruh perhatian yang sangat besar terhadap tingginya angka stunting Indramayu. Beliau menginginkan angka itu diturunkan semaksimal mungkin. Ikhtiarnya beliau melakukan berbagai program dan terobosan. Alhamdulillah berhasil,” tuturnya.
Penurunan angka stunting yang mencapai 15 persen ini merupakan yang tertinggi se Jawa Barat. Keberhasilan ini seharusnya menjadi modal dan motivasi bagi Indramayu untuk terus mengupayakan sampai pada tahapan zero stunting.
Stunting itu sendiri menurut Deden adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Salah satu ciri anak yang stunting antara lain tinggi badannya terlalu pendek untuk usianya.
Sebagai organisasi profesi besar, kata Deden, IDI Cabang Kabupaten akan terus bersama-sama pemerintah untuk menurunkan angka stunting serta permasalahan kesehatan lainnya. “Seluruh dokter di Indramayu akan terus bersinergi dan mengikuti program pemerintah termasuk penurunan stunting,” tegasnya. (man)
