Sadarkah kita, bahwa setiap diri ini memiliki musuh besar? Musuh yang sangat menginginkan kita sesat dan celaka. Musuh yang tidak terlihat, tapi memiliki banyak tipu-daya dan cara untuk mencapai tujuannya. Itulah setan.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan manusia agar tidak tergoda olehnya. Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah berhasil mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga.” [al-A’râf: 27].
Godaan setan itu sangat nyata dalam kehidupan kita. Oleh karena itu dengan rahmat-Nya, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan manusia untuk menjadikan setan sebagai musuh, karena memang sebenarnya, setan musuh bagi manusia.
Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” [Fâthir: 6].
Bagaimana sepak terjang musuh terhadap lawannya? Semua orang sudah tahu jawabannya yaitu berusaha sekuat tenaga agar lawannya ditimpa segala keburukan dan terlepas dari semua kebaikan. Dan ini menjadi misi utama setan.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengomentari ayat di atas, “Perintah Allâh untuk menjadikan syaithan sebagai musuh ini sebagai peringatan agar (manusia) mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi dan melawannya. Sehingga syaithan itu seolah-olah musuh yang tidak pernah berhenti dan tidak pernah lalai”. [Zâdul Ma’âd, III/6]. wawan idris (bersambung)