Adakalanya menjadi baik bila dihubungkan pada tempatnya (atau tujuannya) dari satu sisi, sebagaimana ia buruk dari sisi lainnya, bahkan itulah yang umum. Hal ini seperti qishash, penegakan hudud, dan membunuh orang-orang kafir.
Hal itu buruk bagi mereka, bukan dari segala sisi, tetapi dari satu sisi saja, tapi baik bagi selain mereka karena berisi kemaslahatan untuk menjerakan, menghukum, dan menolak keburukan manusia satu sama lainnya.
Demikian pula penyakit, meskipun buruk dari satu sisi, tetapi baik dari sisi-sisi lainnya. Kesimpulannya, bahwa keburukan itu tidak dinisbatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Alasannya, karena terdapat keterangan dalam Shahiih Muslim bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyanjung Rabb-nya dengan mensucikan-Nya dari keburukan, lewat do’a istiftah, yaitu dalam ucapan beliau: