ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Allah Azza wa Jalla akan memberikan pujian kepada orang yang bersholawat.
Mengapa? Karena orang yang bershalawat, memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar memuji, menghormati, dan memuliakan rasul-Nya.
Maka balasan untuknya sama dengan yang ia mohonkan dan hasilnya sama dengan apa yang diperoleh oleh rasul-Nya.
Juga akan mendapatkan keberkahan pada dirinya, pekerjaannya, umurnya, dan kemaslahatannya.
Orang yang bershalawat itu memohon kepada Alloh Azza wa Jalla agar memberkati nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan permohonannya.
Nama orang yang bershalawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya shalawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.” Sabda beliau yang lain, “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”
Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Saya melihat seorang di antara umatku merangkak di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu shalawatnya untukku datang dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R. Abu Musa Al-Madiniy]
Akan senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat ganda.
Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya, karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala kebaikan-kebaikannya yang melahirkan cinta.
Maka cintanya itu akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan akan menguasai seluruh hatinya.
Tetapi bila ia menolak mengingat dan menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya.
Tidak ada yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut kebaikan-kebaikannya.
Bertambah dan berkurangnya cinta itu tergantung kadar cintanya di dalam hati, dan keadaan lahir menunjukkan hal itu.
Akan mendapatkan petunjuk dan hati yang hidup. Semakin banyak ia bershalawat dan menyebut nabi, maka cintanyapun semakin bergemuruh di dalam hatinya.
Dengan demikian tidak ada lagi di dalam hatinya penolakan terhadap perintah-perintahnya, tidak ada lagi keraguan terhadap apa-apa yang dibawanya.
Bahkan hal tersebut telah tertulis di dalam hatinya, menerima petunjuk, kemenangan dan berbagai jenis ilmu darinya.
Penulis : Wawan Idris
Sumber: almanhaj.or.id

