30 C
Indramayu
Minggu, Oktober 5, 2025


Penerima MBG di KBB Meninggal, RSUD Cililin: Perlu Otopsi untuk Pastikan Penyebab Kematiannya

MHNEWS.ID.- Bunga Rahmawati (17), siswi SMKN 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Bunga merupakan penerima paket MBG yang sebelumnya menjadi korban keracunan massal di sekolahnya. Siswi kelas XII ini ikut mengonsumsi paket MBG berisi telur rebus, lotek, kentang, dan pisang pada 24 September lalu.

- Advertisement -

Dari 300 paket MBG yang dibagikan, 121 siswa tercatat mengalami keracunan dan dilarikan ke fasilitas kesehatan.

Kasus keracunan massal tersebut mengakibatkan ratusan siswa dirawat di puskesmas, rumah sakit, hingga posko darurat.

Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cililin, dr Dwi Anggitasari Puspita menjelaskan, Bunga tiba di rumah sakit dalam keadaan sudah meninggal pada Selasa (30/9/2025) siang.

“Pasien datang jam 13.30 WIB dalam keadaan pucat, kebiruan, tidak ada pernapasan, tidak ada denyut jantung, dan pupil midrasis total. Pemeriksaan EKG menunjukkan asistol. Kami nyatakan meninggal,” ungkap Dwi saat ditemui di Cililin, Rabu (1/10/2025).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin mengungkapkan, mereka tidak dapat memastikan penyebab kematian Bunga Rahmawati.

Baca Juga :  Setelah Menunggu Dua Tahun Akhirnya Jemaah Umrah Terbang dari Bandara Kertajati

Dwi menambahkan, berdasarkan anamnesis singkat dengan keluarga, Bunga tidak memiliki riwayat penyakit berat, hanya tercatat mengalami gastritis atau sakit mag.

“Tidak ada penyakit bawaan serius, tidak ada penggunaan obat-obatan,” katanya.

Namun, pihak rumah sakit tidak memiliki catatan medis lain untuk menelusuri kondisi Bunga sebelum kematiannya, karena ia tidak pernah menjalani perawatan di RSUD Cililin setelah kasus keracunan MBG yang terjadi pada Rabu (24/9/2025).

Ketika ditanya mengenai kemungkinan kematian akibat keracunan MBG, Dwi menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan konfirmasi.

“Pasien datang dalam keadaan death on arrival. Untuk memastikan penyebabnya harus melalui pemeriksaan forensik. Kami sudah menyarankan otopsi, tetapi keluarga menolak,” ujarnya.

Penulis: Wawan Idris

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Berita Terpopuler