ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu berkata, dosa dan maksiat itu pasti memadharatkan.
Melansir dari Ustadz Abu Azmi Hafidzahullah menjelaskan, kemadharatannya terhadap hati seperti kemadharatan racun bagi badan (manusia), meski bertingkat-tingkat derajat kemadharatannya.
Tidak ada kejelekan dan penyakit di dunia dan di akhirat melainkan sebabnya adalah dosa dan maksiat (apalagi bid’ah dan syirik).
Maksiat mendatangkan dampak negatif yang sangat buruk dan berbahaya bagi hati/rohani dan badan/jasmani di dunia maupun di akhirat. Keburukannya sangat banyak –hanya Allah Azza wa Jalla yang mengetahuinya—namun diantaranya:
- Terhalang mendapatkan ilmu agama
Imam Asy-Syafi’i Rahimahullahu berkata: Aku pernah curhat kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliaupun menasihatiku agar aku meninggalkan maksiat.
Dan beliau bekata: Ketahuilah bahwa ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.
- Menyebabkan kegalauan
Ada seseorang bertanya kepada seorang alim tentang kegalauan yang dia dapatkan di dalam jiwanya, maka orang alim itu berkata:
Jika engkau merasa galau karena sebab dosa, maka tinggalkan dosa itu jika engkau ingin merasa bahagia.
- Mendatangkan kegelapan seperti gelapnya malam
Dia seperti orang buta yang berjalan di malam hari sendirian. Kegelapan itu semakin parah hingga nampak di mata dan wajah hingga terlihat oleh setiap orang.
- Melemahkan hati
Ini yang paling dikhawatikan terhadap seorang hamba. Maksiat melemahkan hati dari keinginan untuk beribadah dan bertaubat.
- Meremehkan maksiat
Dosa dan maksiat bisa menjadikan hati tidak lagi merasa jijik dengannya dan menjadikannya terbiasa serta tidak malu meskipun terlihat oleh manusia.
- Membutakan hati
Allah berfirman: “Sekali-kali tidak, bahkan hati mereka tertutup karena perbuatan mereka.” [Q.S. Al-Muthaffifn: 14].
- Memadamkan kecemburuan hati
Rasulullah ﷺ bersabda: “Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad, sungguh aku lebih cemburu daripada dia dan Allah lebih cemburu daripada diriku.” [H.R. Bukhari].
- Menghilangkan rasa malu
Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika engkau tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu.” [H.R. Bukhari].
- Mengurangi rasa pengagungan kepada Allah ta’ala
Cukuplah sebagai sangsi atas pelaku dosa untuk berkurangnya rasa pengagungan kepada Allah serta larangan dan hak-Nya dan 10. Mencegah hati untuk mendekat kepada Allah.
Penulis : Wawan Idris
Sumber: Kitab Ad-Dâ’ Wa Ad-Dawâ’ hal. 65-117 oleh Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu