30 C
Indramayu
Minggu, Oktober 5, 2025


Tragedi Keracunan Masal, Gubernur Dedi Mulyadi: Di Otak Pengelola SPPG MBG hanya Cari ‘Gizi Gratis’

MHNEWS.ID.- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyoroti perilaku pengelola SPPG Makan Bergizi Gratis (MBG) yang hanya mencari keuntungan besar dan melalaikan tujuan utamanya.

Akibat prilaku pengelola SPPG MBG yang hanya mencari keuntungan besar ini memicu terjadinya kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di Jawa Barat.

- Advertisement -

Gubernur Dedi menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Presiden RI, Prabowo Subianto bertujuan sangat mulia.

“Ini kita jangan ngomongin MBG-nya. MGB-nya tugas mulia,” tegasnya dalam rapat koordinasi MBG Jabar bersama pemerintah kabupaten/kota di Bale Pakuan, Bogor, Senin (29/9/2025).

“Yang kita bahas adalah orang yang di otaknya cari ‘Gizi Gratis’ (cari untung besar),” ungkapnya tanpa tedeng aling-aling.

Diungkapkan Gubernur Dedi, ciri-ciri SPPG MBG yang mencari ‘gizi gratis’ yaitu:

Kesatu, bayar pegawainya tidak sesuai standard. Karena bayar pegawainya tidak sesuai standard pegawainya nggak mau ngantuk. Nggak mau cape sampai malam hari.

Akhirnya masaknya jam 10 (malam), jam 9 (malam). Habis masak ditutup. Habis ditutup disimpan. Besok baru diantar. Dimakannya jam 12.

Baca Juga :  Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi soal Rombel Batal Digugat FKSS ke PTUN

Kedua, ngambil bahan baku. Bahan bakunya tidak sesuai mutu. Tidak sesuai standard. Cari barangnya agak miring-miring dikit. Untuk apa? Dapetin keuntungan biar lebih gede.

Ketiga, cuci nampan atau tempat makan tidak mengunakan standard. Cari bahan yang murah tapi mudah. Sehingga efektif cari untung. Nah dapurnya tidak higienis tidak sesuai dengan standard.

Gubernur Dedi lalu memberi ilustrasi: Dalam kehidupan kalau ada sesuatu yang baik tapi pelakunya punya niat yang jelek biasanya suka ada yang ‘selip’ (terjadi kecelakaan).

Contoh dalam hal tarnsportasi, agar dapat untung besar mobil menggunakan kanpas rem ganjelan atau bannya menggunakan ban vulkanisiran, maka ini menjadi pemicu kecelakaan.

Seluruh proses kecelakaan di Indonesia itu rata-rata disebabkan karena pengelolaan yang lalai karena ingin cari untung. Semua orang pikirannya itu.

Nah kita sebagai penyelenggara negara, pemerintah, bertugas mengawal seluruh kebijakan MBG ini agar tepat sasaran dan melahirkan output, outcome, dan benefit bagi kepentingan publik yang kuat.

“Maka mari kita sama-sama hari ini untuk segera membenahi. Agar keracunan tidak terjadi lagi. Tujuan mulia dari MBG pun tercapai dengan baik,” ajak Dedi Mulyadi.

Baca Juga :  Pro-Kontra Anak Bermasalah Dikirim ke Bamil, Dedi: Dahulukan Berkerja daripada Berwacana

Penulis: Wawan Idris

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Berita Terpopuler